Monday, September 3, 2012

Facebook Segera Memangkas “Like” Palsu


Kabarnya Facebook akan “menyisir” fans page dengan maraknya “Like” palsu yang disebabkan oleh bots spammer, malware dan program black market lainnya untuk mencari korban yang tergiur dengan jumlah like yang banyak sebagai platform iklan.

Facebook mengatakan bahwa jumlah “Like” atau suka atau dukungan pengguna pada halaman perusahaan setelah pemangkasan jumlah disukai ini akan berkurang sekitar 1 persen. “Upaya otomatis baru ditingkatkan akan menghapus orang-orang yang Suka kebanyakan disebabkan oleh malware, account dikompromikan, pengguna tertipu, atau membeli Suka massal,” kata Facebook dalam posting di blog resminya, Jumat. “Sementara kita selalu memiliki perlindungan khusus terhadap masing-masing ancaman di Facebook, sistem ini ditingkatkan secara khusus dikonfigurasi untuk mengidentifikasi dan mengambil tindakan terhadap Suka mencurigakan,” lanjut posting blog facebook tersebut.

Belakangan ini maraknya perdagangan black market memperjual belikan Like masal, tentu saja sebuah praktek yang melanggar di TOS situs jejaring sosial no. 1 yang memiliki member lebih dari 955 juta.
Kebanyakan banyaknya “Like” tersebut datang dari akun pengguna Facebook palsu dari pada pengguna yang asli. Facebook mengatakan pembersihan akan menguntungkan kedua belah pihak, pengguna dan perusahaan yang memiliki Fans Page tersebut, sebab jumlah member yang Like akan lebih akurat.

Banyaknya kampanye iklan dengan embel-embel jumlah fans palsu yang banyak dari perusahaan yang memilik Page, tentu saja merupakan ancaman serius buat Facebook yang tergantung pada iklan dan usaha lainnya. Tentu saja Jumlah fans palsu sangat merugikan Facebook. Apalagi wacana kekhawatiran keuntungan perusahaan menurun.

Saham Facebook pada hari Jumat lalu berada di posisi terendah sebesar 5,3% senilai $18,08 Facebook telah kehilangan lebih dari 50% dari nilai pasar sejak penawaran umum perdana bulan Mei lalu.
Facebook memperkirakan ada sekitar 1,5 persen akun yang tidak diinginkan muncul yang tentu saja melanggar TOS (Terms Of Services) Facebook. “Saya pikir apa yang mereka lakukan adalah bermaksud untuk mendapatkan kualitas di atasnya sebelum menjadi benar-benar di luar kendali,” kata Brian Blau, analis perusahaan riset Gartner,.


0 comments:

Post a Comment

~Terima Kasih Banyak~
Jangan Lupa Beri Komentarnya yah..

Powered by Blogger.