TEMPO.CO, Baikonur - Roket Proton-M milik pemerintah Rusia gagal meluncur ke orbit setelah mengalami kegagalan mesin pendorong akhir. Satelit milik Telkom senilai US$ 150 juta yang berada di dalamnya tak sampai pada ketinggian operasional.
"Roket terakhir bersama dua satelit di dalamnya tak terlihat pada orbit transisi Selasa ini," ujar juru bicara Russian Federal Space Agency (Roscocosmos) kepada Interfax-AVN.
Roket beserta muatan diluncurkan dari pusat peluncuran Baikonur Cosmodrome, Selasa, 7 Agustus 2012, pukul 03.31 WIB. Roket ini dibagi ke dalam tiga kali dorongan. Dua dorongan pertama berlangsung sukses.
Laporan sementara menyebutkan mesin pendorong Briz-M yang seharusnya bermanuver selama 18 menit 7 detik tidak bekerja sempurna. Pendorong terakhir ini hanya bekerja selama tujuh detik sehingga dipastikan gagal mengantarkan muatan ke orbit yang diinginkan.
"Pesan SOS diterima saat masih di tengah perjalanan," kata juru bicara tersebut.
Roscocosmos menyebutkan dua satelit yang dibawa Proton-M hilang.
Roket Proton-M mengangkut dua satelit komunikasi Telkom-3 milik Indonesia dan satelit Express MD-2 milik Rusia. Sumber dari kalangan industri antariksa Rusia menyebutkan ongkos pembuatan setiap satelit sebesar US$ 100-150 juta.
Kegagalan peluncuran satelit kali ini menambah daftar panjang kegagalan pemerintah Rusia sepanjang tahun lalu. Pada 2011, dari 35 peluncuran yang dilakukan Rusia, lima di antaranya berujung kegagalan. Statistik lebih baik ditunjukkan oleh pemerintah Cina dan Amerika Serikat. Sepanjang tahun lalu, Cina menjalani 19 kali peluncuran dan mengalami sekali kegagalan. Sementara Amerika Serikat 18 kali meluncurkan satelit dan hanya gagal sekali.
Satelit Telkom-3 dibuat oleh perusahaan Rusia, Reshetnev Information Satellite Systems, untuk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Satelit ini dirancang untuk menyediakan layanan siaran televisi, akses data Internet kecepatan tinggi untuk Indonesia.
0 comments:
Post a Comment
~Terima Kasih Banyak~
Jangan Lupa Beri Komentarnya yah..